
Suheriyatna: Harus Didorong ke Pusat untuk Masuk SPAM Regional
TARAKAN – Wacana memanfaatkan air sungai di daratan Pulau Kalimantan, tepatnya di daerah Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) untuk memasok air baku di Pulau Tarakan kembali mengemuka.
Gagasan yang pernah disusun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) pada kisaran tahun 2016-2017 ini, kembali diungkap Dr H Suheriyatna MSi.
Mantan Kepala DPUPR-Perkim Kaltara yang kini sebagai Tim Pemantau dan Evaluasi Proyek Strategis Nasional (TPE-PSN) Kementerian PUPR RI itu mengatakan, melihat posisi geografis Tarakan sebagai sebuah kepulauan, wajar memiliki pasokan air baku yang minim. Apalagi seiring dengan semakin perkembangnya penduduk.
Memang sudah dibangun beberapa embung di Tarakan. Namun karena sejauh ini hanya mengandalkan air hujan, tentu sangat kurang. Di saat curah hujan kurang, apalagi musim kemarau embung-embung akan mengering.
Salah satu solusinya, sebut Suheriyatna, adalah dengan mengambil pasokan air dari luar pulau Tarakan. Di mana posisi terdekat di wilayah Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan.
“Dulu sewaktu saya masih di Dinas PUPR-Perkim Kaltara, ini sudah dalam proses perencanaan. Sudah kita buat Studi Kelayakan atau Feasibility Study (FS) . Bahkan terkini, detail engineering design (DED) juga sudah dibuat,” kata Suheriyatna.
Lebih jauh dibeberkan, pada 2017 lalu sewaktu dia masih menjabat Kepala Dinas PUPR-Perkim Kaltara telah memfasilitasi adanya perjanjian kesepakatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional antara Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan. Di mana, ketika itu, disepakati intake air baku diambil di Sungai Sakatak, Kabupaten Bulungan. Dan selanjutnya dilakukan dengan pipanisasi ke WTP (water treatment plant ) dari daratan Kalimantan ke Tarakan sepanjang kurang lebih 40 kilometer lewat pipa bawah laut. Atau opsi kedua pipa dipasang di jembatan Bulungan-Tarakan.
Suheriyatna mengatakan, pada 2017 juga, perjanjian kerjasama SPAM Regional ini telah ditandatangani oleh Bupati Bulungan dan Wali Kota Tarakan, dengan diketahui oleh Gubernur Kaltara.
Menindaklanjuti itu, Suheriyatna yang sekarang di Kementerian PUPR telah bertemu dengan Direktur SPAM Ditjen Cipta Karya, Ir. Anang Muchlis. “Dalam pertemuan ini saya mencoba menyampaikan kemungkinan mendapatkan program KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) untuk proyek SPAM Regional ini,” katanya.
“Beliau sangat respons. Apalagi beliau sudah pernah menjabat di wilayah Kaltim dan Kaltara. Sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala wilayah Balai Wilayah Sungai (BWS) di Kaltim-Kaltara.
Untuk selanjutnya ini bisa di-followup oleh Pemerintah Daerah. Ini juga harus didorong mengkomunikasikan dengan pusat, utamanya Kementerian PUPR,'” ujarnya.
Ia mengakui, dari hasil studi, dibutuhkan biaya yang lumayan besar. Namun itu bukan hal yang tidak mungkin terwujud, jika dalam pelaksanaannya disinergikan antara pemerintah daerah dan pusat.
Suheriyatna optimis rencana ini bisa terwujuf. Apalagi beberapa daerah telah melakukan program tersebut. Di antaranya di Provinsi Jawa timur dan kuga di Lampung.
Suheriyatna menambahkan, jika pembangunan pipa Tarakan-Sekatak ini bisa terealisasi. Maka, tak hanya penduduk di Tarakan yang merasakan dampak air baku itu. Melainkan, warga di Sekatak pun merasakan hal yang sama. Sebab, dari debit air yang ada cukup dalam melayani pendistribusian air baku ke Tarakan dan Sekatak.
“Ini harus diseriusi. Karena Tarakan memang sangat minim air baku. Selama ini Tarakan hanya mengandalkan air hujan. Ditambah lagi pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah,” kata Suheriyatna.
Sebelumnya juga, beberapa waktu lalu, rencana pembangunan pipa ini juga telah dipaparkan pihak Pemkot Tarakan kepada Gubernur Kaltara.
Air sungai di Desa Sekatak Buji yang memiliki luas mencapai 50 meter tersebut, nantinya diharapkan mampu menopang kebutuhan air baku Tarakan dalam jangka panjang.
Ke depannya pendistribusian air sungai Sekatak Buji akan ditampung di suatu wadah sentral di daerah Kecamatan Tarakan Utara. Selanjutnya air baku tersebut didistribusikan ke beberapa embung di Tarakan sebelum disalurkan ke pelanggan atau masyarakat. (*/sby)