TANA TIDUNG, tanjungselor.id – Pemberdayaan perempuan menjadi salah satu fokus utama Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Utara, Vamelia Ibrahim Ali, saat melaksanakan reses masa persidangan pertama tahun 2025 di Kabupaten Tana Tidung.
Aspirasi yang dihimpunnya menunjukkan kaum perempuan di daerah ini memiliki semangat tinggi untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan, namun masih terbatas akses terhadap pelatihan dan peluang usaha.
Dalam pertemuan dengan kelompok ibu-ibu dan organisasi perempuan di Kecamatan Sesayap dan Betayau, Vamelia mendengarkan langsung keluhan serta harapan yang mereka sampaikan.
Mayoritas meminta dukungan berupa kursus keterampilan seperti memasak dan menjahit, serta bantuan sarana penunjang seperti mesin jahit, oven, dan peralatan usaha kecil lainnya.
“Mereka sebenarnya mau berdaya, tapi tidak punya peluang. Mereka ingin ada kursus, pelatihan, bahkan sampai dukungan alat untuk memulai usaha. Itu yang paling banyak disampaikan saat reses,” kata Vamelia.
Ia menilai, pemberdayaan perempuan tidak bisa berhenti pada pelatihan semata. Program-program yang digulirkan pemerintah daerah maupun provinsi harus disertai pendampingan agar hasilnya benar-benar memberi dampak nyata bagi ekonomi keluarga.
“Selama ini sering kali pelatihan hanya dilaksanakan sebatas formalitas. Setelah selesai, tidak ada tindak lanjut. Bantuan pun kadang diberikan tanpa ada pengawasan atau pembinaan. Akhirnya, potensi perempuan tidak berkembang maksimal. Ini yang saya koreksi agar ke depan ada kesinambungan,” ujarnya.
Vamelia menegaskan, perempuan memiliki peran besar dalam menopang kesejahteraan keluarga sekaligus mendukung visi pembangunan daerah. Menurutnya, jika perempuan diberdayakan dengan keterampilan dan akses usaha yang memadai, maka akan terjadi peningkatan ekonomi rumah tangga yang berdampak langsung pada pembangunan sosial maupun ekonomi Tana Tidung.
“Yang paling utama adalah bagaimana perempuan bisa berdaya dulu. Kalau mereka sudah berdaya, otomatis ekonomi keluarga akan meningkat. Dari situ, mereka bisa ikut mensukseskan visi-misi kepala daerah dalam membangun Tana Tidung,” tambahnya.
Politisi asal Tana Tidung ini juga menekankan pentingnya membuka peluang seluas-luasnya bagi kaum perempuan, baik melalui pelatihan rutin, dukungan modal usaha, hingga wadah pemasaran produk.
Ia berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan program pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari strategi menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kemandirian masyarakat.
“Pemerintah perlu membuka peluang sebanyak-banyaknya, dari pelatihan hingga pemberian bantuan. Tapi jangan berhenti di situ. Harus ada follow up, ada monitoring, sehingga perempuan yang sudah dilatih benar-benar bisa mandiri,” tegas Vamelia.
Ia optimis, dengan dukungan pemerintah daerah, provinsi, serta komitmen bersama, perempuan di Tana Tidung bisa menjadi motor penggerak ekonomi keluarga sekaligus agen pembangunan sosial.
“Kalau perempuan diberdayakan, manfaatnya bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga bagi keluarga, lingkungan, dan daerah. Karena itu, saya mendorong agar semua aspirasi ini mendapat perhatian serius,” pungkasnya. (ant)